Kamis, 13 Mei 2010

Metode Tahfidzul Qur'an Pondok Pesantren Imam Bukhari Surakarta


Menghafal Al-Qur’an di usia anak-anak merupakan suatu usaha untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Pondok Pesantren Imam Bukhari sebagai salah satu pondok pesantren di Surakarta telah menjalankan program unggulan Tahfidzul Qur’an pada jenjang Ibtidaiyyah (Sekolah Dasar)
Program ini bertujuan untuk menanamkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, dengan program ini para santri diharapkan mampu membaca, menghafal, serta berusaha memahami isi dan kandungan ayat demi ayat Al-Qur’an, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Pondok Pesantren Imam Bukhari berusaha menerapkan metode yang tepat dan sesuai dengan kondisi anak-anak. Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai, digunakan dan diterapkan untuk membantu mempermudah santri dalam proses pembelajaran Tahfidzul Qur’an.

Penerapan metode, mengetahui faktor pendukung dan penghambat serta melakukan evaluasi merupakan langkah yang tepat untuk mencapai proses pembelajaran Tahfidzul Qur’an yang baik.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan dan penerapan metode Tahfidzul Qur’an serta untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran Tahfidzul Qur’an di Pondok Pesantren Imam Bukhari Surakarta, serta untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran Tahfidzul Qur’an yang telah dilaksanakan.

Jenis penelitian yang diambil oleh peneliti adalah penelitian lapangan dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif. Objek penelitian ini adalah kepala sekolah, ustadz pengampu hafalan, dan santri Program Ibtidaiyyah Pondok Pesantren Imam Bukhari Surakarta. Untuk memperoleh data penelitian, peneliti menggunakan metode observasi, interview, dan dokumentasi.

Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif deskriptif, sehingga hasil dari penelitian ini diwujudkan dalam bentuk kata-kata baik tulisan maupun lisan. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, Pondok Pesantren Imam Bukhari Surakarta menggunakan metode pembelajaran sabak, sabki, dan manzil yang merupakan metode hafalan yang diambil dari negara Pakistan namun dalam penerapannya masih disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada .

Dari hasil penelitian dan analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode sabak, sabki, dan manzil di Pondok Pesantren Imam Bukhari Surakarta tahun ajaran 2008/2009 sudah cukup baik dan efektif. Usia dan fasilitas yang ada menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan program ini.

Sedangkan faktor penghambat muncul dari diri santri maupun dari luar santri. Pondok Pesantren Imam Bukhari Surakarta telah berusaha meminimalisir faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan program unggulan tersebut. Hasil yang ada menerangkan bahwa para santri pada umumnya sudah mampu membaca Al-Qur’an dengan baik, dan berusaha dengan kemampuannya untuk menghafalnya.

Perbaikan dalam segala kekurangan dan kendala yang ada selalu dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari yang sebelumnya.

Pondok Pesantren Syafi'i Akrom Pekalongan


Pendidikan merupakan sarana paling penting dalam mencetak generasi penerus yang mumpuni. Oleh karena itu, Pondok Pesantren Syafi’i Akrom hadir untuk mencetak generasi penerus yang berakhlak karimah, berpikir rasional, dan taat beribadah.

Lokasi

Pondok Pesantren Syafi’i Akrom terletak di desa Jenggot, kecamatan Pekalongan Selatan, kotamadya Pekalongan. Lokasi pondok mudah dijangkau sarana transportasi karena letaknya hanya 2 km dari pusat kota. Selain itu, dengan luas tanah sekitar 36.000 M² (3,6 Hektar) cukup luar untuk menampung kegiatan santri.

Sarana dan Prasarana

Selain pemondokan bagi santri, di lokasi pondok juga disediakan sarana dan prasarana yang memadai. Mulai tahun 2004 di tanah pondok didirikan SMK Syafi’i Akrom yang membuka jurusan Komputer, Otomotif, dan Tata Busana. Sampai saat ini siswa SMK mencapai kurang lebih 600 orang. Di lokasi pondok juga didirikan Play Group sebagai lembaga pengajaran bagi anak-anak di bawah lima tahun. Selain itu, di lokasi pondok juga didirikan Puskesmas (hasil kerjasama dengan Dinas Kesehatan Pekalongan). Alhamdulillah, pada tahun 2008 Puskesmas Pondok dinobatkan sebagai Puskesmas dengan pelayanan terbaik di Indonesia dan mendapat hadiah dari Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

Santri Pondok Pesantren

Pondok Pesantren Syafi’i Akrom menerima santri dengan bermacam-macam latar belakng pendidikan. Ada yang bersekolah di SMK Syafi’i Akrom, maupun santri yang hanya belajar di pondok.

Kurikulum

Untuk mencetak santri yang taat beribadah dan berwawasan keagamaan, maka Pondok Pesantren Syafi’i Akrom menyelenggarakan pengajian yang materinya selaras dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits. Adapun kitab yang dikaji antara lain:

Tafsir Al-Qur`an

Hadits

Akidah

Fikih

Akhlak

Sejarah Islam

Nahwu dan Sharaf (Bahasa Arab)

Dan lain-lain

Tenaga Pengajar

Para guru dan pengajar di Pondok Pesantren Syafi’i Akrom terdiri dari para lulusan Universitas Timur Tengah (Al-Azhar-Mesir), Universitas dalam negeri maupun alumnus pondok pesantren.

Sejarah Berdirinya Pesantren Al-Kautsar Al-Akbar Medan

Pendiri dari Pesantren Al Akbar ini adalah Syech Ali Akbar Marbun. Syech Ali Akbar Marbun lahir di desa Siniang Kecamatan Pakkat Kabupaten Humbang Hasundutan, letaknya + 28 KM dari kota Barus Kabupaten Tapanuli Tengah, atau + 280 KM dari kota Medan.

Beliau adalah anak ke 7 dari 8 bersaudara, ayahnya Buyung Marbun (Alm) dengan ibunya Hj. Chadijah br. Nainggolan (meninggal pada usia + 105 tahun) adalah petani dan orang yang taat beragama Islam.

Pendidikannya dimulai dari Sekolah Dasar, setelah tamat, melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Karena sewaktu belajar di sekolah umum tidak mempelajari ilmu agama, maka setelah tamat dari SMP beliau pergi ke Bedagai Sei Rampah untuk belajar Al-Qur’an dan Ilmu Fiqh kepada Khalifah Umar yang terkenal dengan kalimannya di daerah Tanjung Beringin Serdang Badagai. Setelah belajar + 1 tahun kepada Khalifah Umar, beliau melanjutkan belajarnya kepada Syech Baringin Zainal Abidin seorang Alim dan Keramat dari Sei Senggiling Tebing Tinggi dan Syech Faqih Kayo dibidang Tauhid dan Taswwuf serta mengambil Tarikat Samaniyah selama + 1 tahun.

Selanjutnya beliau belajar ke Pesantren Musthafawiyah Purba Baru Tapanuli Selatan, salah satu pesantren tertua dan terbesar di Sumatera Utara yang didirikan oleh Syech Musthafa Husain Nasution yang pada waktu itu dipimpin oleh H. Abdullah Musthafa Nasution dan guru besarnya Syech Abdul Halim Lubis yang terkenal dengan sebutan Tuan Naposo.

Sambil belajar di Pesantren Musthafawiyah beliau juga belajar kepada seorang Alim dan Kramat Syech Abdul Wahab di Muara Mais dan Syech Abdul Majid Tambangan Tonga seorang ulama yang terkenal dalam bidang Fiqh, beliau-beliau ini semua belajar di tanah suci Mekkah dan tinggal di Tapanuli Selatan.

Selama belajar di Pesantren Musthafawiyah sewaktu libur Pesantren, beliau pergi ke Propinsi Sumatera Barat tepatnya di kota Bonjol kepada Tuan Syech Muhammad Said seorang Alim dan Keramat dan pengikut Tarikat Naqsyabandiyah.

Setelah belajar di Pesantren Musthafiyah selama 4 tahun, pada tahun 1969 Syech Ali Akbar Marbun menunaikan ibadah Haji ke Mekkah dengan menumpang kapal laut Ambolombo selama 2 minggu.

Setelah menunaikan ibadah haji, beliau tinggal bermukim di Mekkah untuk belajar. Mula – mula belajar di Masjidil Haram, karena pada masa itu Para Ulama terkemuka ramai mengajar di Masjidil Haram. Disanalah beliau belajar kepada Al-Fadhil Al-Alim Sayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani, seorang alim dan terpandang di tanah suci Mekkah dan termasyhur dalam bidang Hadits. Dan juga belajar kepada Sayyid Amin Al Kutbi, Sayyid Al-Arabi, Syech Thaha Yamani, Syech Muhammad Hindi, beliau juga belajar kepada Sayyid Hasan Fad’aq, Syech Muhammad Nur Saif, Syech Thaha As Syaibi, Sayyid Hamid Al-Kaff belajar dirumahnya selama di Mekkah.

Beliau juga belajar pada Madrasah As Saulatiyah, salah satu Madrasah pertama yang didirikan di kota suci Makkah oleh Siti Saulatiyah seorang perempuan kaya dari India.

Setelah belajar + 4 tahun di Saulatiyah, beliau melanjutkan belajar ke Perguruan Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki Al-Hasani sampai pulang ke tanah air. Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki Al Hasani adalah seorang ulama terkenal di mancanegara ini, anak dari Sayyid Alawi Abbas Al-Maliki guru pertama Syech Ali Akbar Marbun.

Maka pada tahun 1978 Syech Ali Akbar Marbun pulang ke Medan dan mendirikan Pesantren Al-Kautsar Al-Akbar.

Video Makkah-Isya' Imam Seikh Khalid Ghamdi

Video ini tentang sholat Isya di Masjidil Haram (Makkah)yang didahului dengan Adzan,iqomah kemudian sholat Isya dengan Imam Sheikh Khalid Ghamdi dengan membaca surah An-nur 11-22.